Daily Dose of Sunshine (2023)
“In a lot of ways, depression is like the weather. Some days are endlessly gloomy. And other days are perfectly clear.”
"Daily Dose of Sunshine" adalah Kdrama bertema slice of life dan psikologi yang menawan. Yaaaa, memang nggak terlalu populer dan nggak banyak dibicarakan. Tapi kalau nyari series singkat (12 episode), nggak berat tapi bawa-bawa unsur psikologi, tapi menghangatkan hati... just go with it.
Buat anak Fakultas Psikologi atau yang tertarik juga ini bisa jadi referensi yang menarik sekali.
Why?
Karena selama 12 episode kita diajak berkunjung ke Unit Penyakit Mental, atau di Indo lebih sering disebut Poli Jiwa dan berkenalan dengan beberapa penyakit mental yang sangat awam terjadi belakangan ini.
Apa saja?
- Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
- Bipolar Disorder
- Work anxiety
- Delusi
- Panic Attack
- Anxiety
- Depresi
- Pseudodementia
- Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
- Schizophrenia
- Amnesia Disosiatif
- Borderline Personality Disorder
Sama sekali tidak! 12 episode drama rumah sakit ini bahkan terasa jauh lebih ringan daripada kebanyakan genre sejenis. Definisi setiap penyakit disampaikan dengan bahasa-bahasa sederhana yang mudah dipahami.
Apakah karena semuanya dibuat sederhana maka esensi tema besarnya hilang? Nah ini yang menarik. 12 jenis penyakit mental di atas digambarkan secara visual dengan sangat detail. Semua rasa dan apa yang ada di kepala penderita gangguan mental tersebut digambarkan seolah nyata.
Yu-chan yang menderita work anxiety dan panic attack digambarkan tenggelam dalam air yang muncul dari tubuhnya sendiri yang membuat ia sulit bernafas; visualisasi depresi Dae-Un yang perlahan tenggelam di lantai kamarnya; delusi Kim Seo-wan yang membuatnya merasa berada di dalam game RPG yang dimainkannya; PTSD Choi Jun-Gi yang membuatnya merasa ada sesuatu yang berada di dalam tubuhnya dan harus dikeluarkan.
Jadi penonton bukan hanya disuguhi narasi dan teori tentang masing-masing jenis penyakit, namun disertai juga dengan perspektif dari pasien penderita gangguan mental tersebut.
“In some ways, though, living in the present can be the same as standing on the blade of a knife since the future is yet to come, and the past has already gone by. We stand on the blade of a knife called the present.”
Lalu apa yang menjadikan drama ini makin luar biasa?
Karena setiap penyakit mental tidak muncul dengan sendirinya, ada proses panjang, pemicu bertubi, hingga berbagai pilihan hidup yang membuat seorang penderita tiba di titik di mana mereka menjadi pasien.
Oh Ri-Na yang seumur hidupnya selalu hidup dalam kukungan dan ekspektasi ibunya, Kim Sung-Sik dan Yu-Chan yang tertekan oleh pekerjaan dan sulit menolak pekerjaan yang seharusnya bukan bagiannya, Seo-wan yang berusaha lari dari kegegalannya menjadi PNS, Jung Ha-ram yang kehilangan seluruh tabungannya karena penipuan, Kwon Ju-Yeong dan Suster Park yang terlalu tenggelam dalam pekerjaannya dan lupa pada diri sendiri, Choi Jun-gi yang merasa bersalah kepada almarhumah istrinya, hingga Dae-un yang selalu mengutamakan orang lain di atas dirinya sendiri.
“Don’t push too much. It’s gonna be hard. You’ll give everything, but you’ll still be so hard on yourself, for what you couldn’t do. The guilt will eat at you. It’s just so much to carry.”
Lalu apakah masalah hanya berhenti di seputar masalah para pasien? Tentu saja tidak. Para tenaga medis yang bekerja setengah mati mendampingi para pasien juga mengalami masalahnya masing-masing. Kepala Perawat dan Dae-Un yang berjuang melawan diskriminasi dan stigma kepada penderita gangguan jiwa, Deul-Re dengan masalah keluarganya yang menyesakkan, Suster Park yang selalu berusaha menjadi super-woman di rumah dan di pekerjaan, Dr. Dong yang ternyata juga menderita OCD, dan lain-lain.
“We see people when their minds have been compromised.”
“Ask patients about how they might be feeling, listen to them, but address emotions that might hide behind their answer.”
12 episode yang mengalir bagai kisah sederhana namun penuh dengan pesan-pesan yang menghangatkan jiwa. Saya berkali-kali meneteskan air mata di banyak scene. Salah satunya ketika Ha-ram akhirnya memutuskan kembali menabung dari awal setelah "berdamai" dengan Dae-Un, Dae-Un yang akhirnya menerima kenyataan bahwa ia "sakit" dan harus sembuh untuk dirinya sendiri, perjuangan Dae-Un melawan stigma sebagai mantan pasien gangguan mental yang bekerja sebagai perawat di unit gangguan mental, sakit yang masih terus dirasakan Seo-Wan hingga akhir hayatnya, dan masih banyak scene lainnya.
Saya juga berkali-kali merasa dipeluk hangat ketika di scene obrolan serius Dae-Un dengan Ibu Kepala Perawat. Teriakan Dae-Un di antara isaknya bahwa ia masih ingin jadi perawat dan masih ingin membantu para pasien; scene percakapan Deul-Re dan Dae-un di Rumah Sakit dan Bandara; persahabatan Dae-un dan Yu-chan yang sangat indah; dan setiap scene Dae-Un mencatat pujian untuk dirinya sendiri.
“All illnesses are caused by loss. You may have lost what you cherished the most. Or you may have lost yourself. Or maybe what you’ve lost is the memory of happy days. At times like these, we have to rely on something that seems quite old-fashioned, really. It’s just a little thing called hope. And we’re all here, searching, in order to find it. That cliched thing called hope.”
Beberapa hal yang kita bisa belajar dari seri ini antara lain:
- Penyakit mental bisa terjadi pada siapa saja, dan seringkali tanpa disadari.
- Bahagia itu sesederhana bisa melakukan hal yang kita inginkan
- Sebagai orangtua, berusahalah untuk tidak membebani anak dengan ekspektasi pribadi
- Bekerjalah sesuai dengan porsi, jangan mengalahkan kebutuhan diri sendiri karena pekerjaan
- Sadarilah, bahwa walau sepele, perkataan buruk bisa menyakiti orang lain
- Sebelum berpikir untuk membahagiakan orang lain, bahagiakan diri sendiri terlebih dahulu
- Setiap orang berhak diperlakukan dengan baik dan adil.
- Walau seburuk apapun keadaan saat ini, jangan pernah kehilangan harapan
- Jangan pernah membiarkan orang lain membuatmu merasa kecil
"Stains called prejudice or stigma. Even all the big and the small stains. Ones you didn’t even know you had. Even the stains you didn’t know were stains because they were hidden behind scars. Even the stains that I got from spilling water on myself. Lots of things are different now. Let’s wash them all away and let them all go. For a nice and fluffy tomorrow, in anticipation of a spotless morning that’s sure to come someday"
Souce:
https://korean-binge.com/2023/11/04/80-quotes-daily-dose-of-sunshine-2023/
https://asianwiki.com/Daily_Dose_of_Sunshine
Komentar
Posting Komentar