Once Upon A Time (TV Series)

It's more then just a fairytale. 



Once upon a time
There was an enchanted forest filled with all the classic characters we know.
Or think we know.
One day they found themselves trapped in a place where all their happy endings were stolen.
Our World.
This is how it happened...




Anda mungkin sudah menonton "Mirror Mirror" dan/atau "Snow White and The Huntsman" yang belakangan lebih banyak dibicarakan karena menjadi penyebab pecahnya hubungan percintaan Kristen Stewart dan Robert Pettinson karena perselingkuhannya dengan sang sutradara, Rupert Sanders.

Dan Anda mungkin seperti saya adalah penggemar kisah-kisah dongeng, sehingga secara otomatis pasti juga menyukai kedua film yang saya sebut di atas (dalam kapasitasnya masing-masing :) ).

Tapi tahukah Anda, kedua film ini diproduksi sesudah serial TV "Once Upon A Time" yang akan saya review di sini? Serial TV yang pertama kali tayang di stasiun TV ABC (2011) ini, ditulis oleh duo penulis yang juga menghasilkan seri TV laris "Lost" dan "Tron: Legacy," Edward Kitsis dan Adam Horowitz.

Saya sih berani bilang bahwa kedua film Box Office itu pasti sedikit banyak terpengaruh oleh seri "Once Upon A Time" ini.

Saya takjub dengan cara penulisnya "mencampur aduk" dongeng-dongeng terkemuka seperti "Snow White and Seven Dwarfs", "The Adv. of Pinocchio", "Rumpelstiltskin", "Little Red Riding Hood", "Cinderella", "Hansel & Gretel", "Beauty and The Best", hingga "Alice in The Wonderland." Semua di-mix dan diceritakan kembali dengan sangat... sempurna! Analogi yang paling tepat mungkin seperti adonan chiffon cake dalam komposisi terbaiknya.

Bukan hanya itu, casting!!! Pemilihan pemerannya luar biasa dipikirkan dan dipilih dengan sangat matang. Tidak percaya? Bukan hanya sukses menghidupkan semua karakter dongeng sesuai dengan timeline sesuai jaman dongeng (umumnya setting jaman dulu, dengan gaun berkerangka; pita, rampel, bordir, dan renda (berlaku juga untuk pakaian para bangsawan pria-nya); hingga pola kehidupannya), tapi juga bisa menghidupkan mereka dalam setting modern, namun tanpa kehilangan khasannah karakterisasinya. Selain itu, lihatlah casting untuk pemeran Snow White kecil, Snow White dewasa, dan putrinya di masa depan, Emma Swan. Mereka benar-benar memiliki gurat wajah yang serupa. Amazing! 

Tidak percaya? Silahkan buktikan sendiri. Anda akan dibuat hanyut dalam "adonan" aneka dongeng. Dan percayalah, ini bukan sekedar dongeng biasa. Parameternya, karena "Happily Never After", karena ksatria dan sang jagoan tidak harus selalu pria atau pangeran, dan aneka pemberontakan feminis lainnya.

Ceritanya, izinkan saya me-rekap sedikit kisahnya.

Hidup Emma Swan yang membosankan di usianya yang menginjak 28 tahun, tiba-tiba berubah ketika putranya yang pernah ia "lepas" untuk diadopsi tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya. Dengan segala daya upaya Henry kecil yang ternyata telah diadopsi oleh Ibu Walikota Storybrooke, meyakinkannya bahwa ia adalah bagian dari sebuah dongeng berjudul 'Once Upon A Time' dan bahwa ia lah satu-satunya penyelamat bagi kota Storybrooke dan warganya.

Yah, warga Storybrooke memang tidak akan bisa keluar dari kota kecil itu, hingga kutukan yang "membekukan waktu" dimusnahkan. Dan mereka semua adalah bagian dari dongeng yang setengah mati diyakini Henry benar adanya.

Kedatangan Emma di Storybrooke bukan hanya mengubah hidup sang walikota yang merasa terancam akan besarnya perhatian dan cinta  Henry pada ibu kandungnya, namun juga membuka mata hati warga Storybrooke satu-persatu yang selama ini begitu tunduk pada kuasanya. Bahkan, Mr. Gold yang cukup berkuasa di kota itu pun seolah selalu ada di pihaknya.

Sama halnya dengan dongeng 'Once Upon A Time' yang diceritakan Henry, sang walikota yang di masa lalunya adalah The Evil Queen, akhirnya dibuat kehilangan semua hal yang dicintainya, dan hanya memiliki kekuatan sihir sebagai kekuatan... sekaligus kutukannya.

Ini adalah perjalanan Emma mengembalikan ingatan warga Storybrooke, menyatukan kembali kedua orangtuanya, Snow White dan Prince Charming, yang terpisah oleh maut demi melindunginya. Mengembalikan keyakinan dan kepercayaan warga Storybrooke yang pernah bersatu untuk menciptakan negeri yang bahagia, sebelum dimusnahkan oleh kutukan sang ratu.

Semua usaha itu berbuah manis, hingga akhirnya justru Mr. Gold atau Rumpelstilskin lah yang membawa kembali sihir dalam kehidupan aman dan tentram sementara Storybrooke di masa kini. Yah, there's (no) happily ever (,) after (all) :)  

Komentar

Postingan Populer