Body of Proof (TV Series)

Wikipedia

"HIC LOCUS EST UBI MORS GAUDET SUCCURRERE VITAE

"This is where death rejoices to teach the living." 

I'm a big fan of crime dramas. Here's one of the best, Body of Proof. 

Bila harus diklasifikasikan dalam tiga tingkat kesulitan, maka Body of Proof sekelas dengan Bones, Castle, dan CSI: Miami. Alias tidak terlalu sulit untuk dipahami.

Berkisah tentang Dr. Megan Hunt dan pekerjaan barunya sebagai Medical Examiner (saya tidak kuasa mengartikannya ke Bahasa Indonesia, karena terdengar sama anehnya dengan mengartikan Crime Scene Investigator menjadi Penyidik TKP :) ). Megan Hunt awalnya adalah seorang dokter bedah syaraf terkemuka dengan karier yang cemerlang, bersama keberhasilannya, ia kerap kali terpaksa mengorbankan keluarganya. Dan seperti semua kisah pada umumnya, setiap keberhasilan yang tinggi selalu diikuti dengan kejatuhan yang sama levelnya.

Megan diceraikan oleh suaminya, kehilangan hak asuhnya atas anak semata wayangnya, Lacey... dan puncak dari semua itu... ia mengalami kecelakaan yang berakibat pada kehilangan kemampuannya sebagai dokter bedah, menyebabkan kematian seorang pasien, dan akhirnya kehilangan karier cemerlangnya.

Namun, seperti juga semua wanita hebat yang bangkit dari "kematiannya", maka Megan menjadikan profesi barunya sebagai upaya untuk membalas semua massa buruknya. Ia tak pernah sedikit pun menyepelekan setiap jasad yang mampir di ruang otopsinya. Bersama Peter Dunlop (season 1-2); Kate Murphy; Curtis Brumfield; asistennya, Ethan Gross; duo detektif Sam & Bud (season 1-2), Megan selalu bertindak sebagai perpanjangan tangan mereka yang tak sempat menceritakan dan menyelesaikan kisah hidupnya.

Mengapa saya menyukai seri ini?

Sederhana saja, ini bukan hanya soal membongkar kejahatan, menangkap penjahat, dan menyelesaikan kasus. Tapi seperti tagline yang saya letakkan di atas, bersama setiap jasad yang terbaring selalu ada pelajaran yang bisa diperoleh, inilah quotes yang ada di atas pintu kamar mayat di kantor Megan Hunt.

"Every person has something to teach us and we never stop learning."

Saya kerap meneteskan air mata ketika menyaksikan serial ini. Percayalah, tidak semua pembunuh di serial ini orang jahat atau pesakitan! Tidak!!! Ada juga seorang Ayah, juga seorang Ibu yang sebegitu besarnya cintanya pada sang anak, tidak sengaja justru melenyapkan nyawa buah hati mereka.

Bahwa ada pula mereka yang meninggal dalam kenangan buruk, ternyata sebenarnya sedang berjuang dengan dirinya sendiri, dengan penyakitnya... dan meninggalkan hal baik (dan dengan baik ditutup Megan sebagai kenangan yang baik pula).

Bahwa ada juga pemahaman dan kebersamaan yang akhirnya justru tumbuh setelah sebuah kehilangan dan kesalahan.

Megan Hunt berlahan berdamai dengan dirinya sendiri, bersama dengan itu, ia juga berdamai dengan mantan suaminya, dan mendapatkan kembali cinta putrinya. Ia juga berdamai dengan Ibunya. Berdamai dengan teman-temannya, dan memperoleh persahabatan yang tak ia duga akan ia miliki. Walau kadangkala ia harus menyadari bahwa ia terlambat untuk sadar bahwa ia terlalu keras kepala, ketika partner, sekaligus sahabatnya, Peter Dunlop, meninggal di pangkuannya.  

"Got some friends... you can't fight everybody, every time, alone!" 

Komentar

Postingan Populer